Kamis, 28 April 2011

askep lansia dengan gangguan jiwa


Proses menua yg dialami oleh lansia menyebabkan mrk m’alami berbagai mcm perasaan spt sedih, cemas kesepian dan mudah tersinggung. Perasaan tsb mrpk mslh kes jiwa yg tjd pd lansia

Ada bbrp factor risiko yg mdukung tjdnya mslh kes jiwa pd lansia. Faktor2 resiko tsb adl ;
  1. Kesehatan fisik yg mburuk
  2. Perpisahan dg pasangan
  3. Perumahan dan transportasi yg tdk memadai
  4. Sumber financial kurang
  5. Dukungan social kurang

Gangguan psikiatri yg srg tjd pd lansia ; sindroma otak organic, skizofrenia, ketergantungan obat, mkn btahan sejak masa muda. Hampir semua gangguan jiwa pd masa muda dpt btahan sampai atau timbul lg pd mada tua. Nerosa bs berupa nerosa cemas dan depresi. Gangguan psikosomatik dpt jg blangsung sampai masa tua, ttp bbrp mjd lebih baik atau hilang sdr.

Penyakit fisik berupa DM, hipertensi dan glaucoma dpt diperhebat o/ depresi. Insomnia, anoreksia, dan konstipasi srg didapati dan tdk jarang gejala ini bd depresi.

Pengobatan bagi usila dg gangguan jiwa mempunyai tujuan umum sbb ;
1.        Mengurangi penderitaan pasien agar keluhanya mjd minimal
2.       Mpbaiki prilakunya dan mengurangi pselisihan antar-manusia agar keluhan lingkungan mengenai perlakunya mjd minimal
3.       Mptinggi kmampuan mcr dan mptahank teman dr kedua sex dan mnunjukan perilaku sexual yg dpt dterima oleh masyarakat
4.       Mengembalikan klien ke suatu pekerjaan atau kesibukan dalm batas2 sumber dayanya dan ssi intelegensinya, ketr dan peranan social yg biasa dlkk
5.       Mbangkitk keinginan btindak atau berbuat sesuatu agar ia produktif dan kreatif scr optimal

Proses keperawatan
1.     Pengkajian
Tujuan ; untuk menentukan kemampuan klien dalam memlihara diri sdr, melengkapi data dasar untuk mbuat rencana keperawatan, serta mberi wkt pd klien untuk bkomunikasi.
Pengkajian meliputi aspek fisik, psikis, social dan spiritual.

2.    Diagnosa kep
Lansia biasanya cendrung mengalami ketidakseimbangan emosi seperti ; marah, cemas, kehilangan, depresi, sedih, kecewa, dll. Diagnosa ;
·               Gangguan penyesuaian
·               Ansietas
·               Hambatan komunikasi verbal
·               Konfusi akut
·               Ketidakefektifan koping
·               Ketakutan
·               Kerusakan memori
·               Ketidakberdayaan
·               Hambatan interaksi social
·               Gangguan konsep diri
·               Anger
·               Berduka
·               dll



3.    Intervensi

Kecemasan
a. Gejala cemas yg dialami o/ lansia ;
Ø  Perasaan khawatir / takut yg tdk rasional akan kejadian yg akan tjd
Ø  Sulit tidur sepanjang malam
Ø  Rasa tegang dan cepat marah
Ø  Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut/khawatir thdp penyakit yg berat ; hipertensi, kanker, yang sebenarnya tidak dialaminya
Ø  Sering mbayangk hal2 yg menakutkan
Ø  Rasa panic thdp masalah yg ringan
Ø  Bicara sembarangan
Ø  Menolak ikut serta dlm tind kep
Ø  Menolak makan minum
Ø  Mengacauj peralatan pengobatan

b.    Tidakan u mengatasi kecemasan pd lansia ;
Ø  Cobalah u mdapatk dukungan klg dg rasa kasih sayang
Ø  Bicaralah ttg rasa khawatir lansia dan cobalah untuk mcari penyebab yg mdasar (dg memandang lansia scr holistic)
Ø  Cobalah u mengalihk penyebab dan berikan rasa aman dg penuh empati
Ø  Bila penyebabnya tidak jelas dan mdasar, berikan alasan2 yg dpt dterima olehnya
Ø  Konsultasikan dg dokter bila penyebabnya tdk bs dit3k atau bila telah dcoba dg berbagai cara tetappi gejala menetap

Depresi
a.    Gejala 2 adalah ;
v            Sering mengalami ggn tidur
v  Sering kelelahan, lemas dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari2
v  Kebersihan dan kerapian diabaikan
v  Mudah marah dan tersinggung
v  Daya konsentrasi berkurang
v  Pembicaraan ; srg bganti topic yg mengarah ke pesimis,putus asa dan bunuh diri.
v  Berkurang / hilangnya nafsu makan

b.    Intervensi
Disesuaikan dg masalah kep yg timbul


4.    Evaluasi
a.    Klien dapat menyesuaikan diri dg keadaan skr ( proses menua)
b.    Bisa beradaptasi dg masalah yg ada

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA
DENGAN DEMENSIA
                                                                               

A. Mengkaji pasien lansia dengan demensia
          Demensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran.
          Demensia aatu kepikunan seringkali dianggap wajar tjd pd lansia krn mrpk bagian dr proses penuaan yang normal.Faktor ketidaktahuan, baik dr pihak klg, masy, maupun pihak tenaga kes mengenai tanda dan gejala demensia, dapat menyebabk demensi sering tidak terdeteksi dan lambat ditangani.
          Seiring dg meningkatnya jumlah lansia di Indonesia, masalah ini semakin sering dijumpai. Pemahaman yg benar ttg penyakit ini ptg dimiliki agar penyakit demensia dpt dideteksi dan ditangani sedini mkn.
Dimensia ditandai dengan ;
  1. Sukar melaksanak tugas sehari2
  2. Pelupa
  3. Sering mengulang kata2
  4. Tidak mengenal waktu, ruang dan tempat ; lupa minum obat
  5. Cepat marah dan sulit diatur
  6. Daya ingat hilang
  7. Sulit belajar dan mengingat informasi baru
  8. Kurang konsentrasi
  9. Kurang kebersihan diri
10. Resiko sidera ; jatuh
  1.  Tremor
  2. Kurang koordinasi gerak


B. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia
     Untuk mlkk pengkajian pada lansia denga dimensia, pertama2 saudara harus membina hubungan saling percaya dengan melakukan hal2 sbb brk ;
a.        Selalu mengucapkan salam kpd pasien spt; Assalammualikum
b.        Perkenalkan nama saudara dan nama panggilan termasu menyampaikan bahwa saudara adl perawat yang akan merawat pasien
c.        Tanyakan pula nama pasien dan panggilan kesukaanya
d.        Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktv yg akan dilakukan
e.        Jelask pula kapan aktv akan dlaksanakan dan brp lama aktv tsb
f.        Bersikap empati
g.        Gunakn kalimat yg singkat, jelas, sedrhana dan mudah dimengerti ( hindari istilah yg tdk umum)
h.        Bicara lambt, ucapkan kata dan kalimat dg jelas dan jk mberik pertanyaan beri waktu kpd pasien u memikirkan jawabanya
i.             Tanya 1 pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dg kata2 yang sama
j.         Volume suara ditingkatk dengan nada rendah jk ada ganggua pendengaran
k.        Komunikasi verbal disertai dg nonverbal yang baik
l.              Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahank kontak mata, relaks dan terbuka
m.       Ciptakan lingkungan yg teraupetik pd saat berkomunikasi dg pasien ; tidak berisik / rebut, ruang nyaman, cahaya dan ventilasi cukup, jarak disesuaikan, untuk meminimalkan gangguan

Untuk mengkaji pasie lansia, dpt mgunakan tehnik mengobservasi perilaku pasien dan wawancara langsung dengan pasiendan keluarganya. Observasi dapat disesuiak dg tanda dan gejala yang sudah djelask sebelumnya.
Aspek psikososial yg perl dikaji adl ; apakah pasien mengalami kebingungan, kecemsan, menunjukan afek yg albil/datar/tdk ssi.
Contoh pendokumentasian hsil pengkajian ;
Data :
Pasien sering mengulang pbicaraan, kadang thenti sejenak, tampak bingung, tdk mengenal wkt, orang dan tempat, Tdk dpt mengingat kejadian masa lalu dan saat ini, kurang konsentrasi dlm pbicaraan, tdk dpt bhitung, tdk dpt mlkk aktv sehari2, rentan tdpt kecelakaan dan kurang koordinasi gerak
Berdaasarkan tanda dan gejala yg ditemukan pd saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa kep
1.     Gangguan proses pikir ; pikun
2.    Resiko cidera ; jatuh

C. Tindakan keperawatan
    
1.     Tindakan kep pasien lansia dimensia dg gangguan proses pikir; pikun / pelupa
a)        Tindakan kep pd px
Tujuan :
 b   Pasien mengenal wkt, tempat dan org
 c    Psien dpt mlkk aktv sehari2 scr optimal
          Tindakan :
a.     Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya missal ; pakaian, kacamata, dll
b.     Beri kesempatan bg px untk mengenal wkt dengan mgunakan jam besar, kalender yg mempunyai lembar perhari denga tulisan besar
c.     Beri kesempatan pd pasien u msebutkan namanya dan anggota klg tdekat
d.     Beri kesempatan bg px untk mkenal dmana dia berada
e.     Berikan pujian jk pasien dpt mjawab dg benar
f.     Obsv kemampuan pasien unk mlkk aktv sehari2
g.     Berik kesempatan bg px unk memilih aktv yg dpt dlkk
h.     Bantu px u mlkk kgt yg dipilihnya
i.      Beri pujian jk px dpt mlkk kgt yg dipilihnya
j.      Tanyak perasaa px jk mampu mlkk kgtnya
k.     Bsama px mbuat jadwal kgt sehari2

b)     Tindakan kep pd klg
                Tujuan ;
a.        Klg dpt mengorientasikan px wkt, tempat da org
b.        Klg msedikan sarana yg dibutuhkan pasien unk mlkk orientasi realitas
c.        Klg mbantu px dlm mlkk aktv sehari2
Tindakan kep ;
a.    Diskusikan dg klg cara2 m’orientasik wkt, t4 dan org pd px
b.    Anjurk klg u msediak jam besar dan kalender dg tulisan besar
c.    Diskusik dg klg kmampuan yg pernah dimilki pasien
d.    Bantu klg memilih kmampuan yg bs dlkk px saat ini
e.    Anjurk klg u mbantu lansia mlkk kgt ssi kmampuan yg dimilikinya
f.    Anjurk klg u memantau kgt sehari2 px ssi dg jadwal yg tlah dibuat
g.    Anjrk klg u mberik pujian jk px mlkk kgt ssi dg jadwal kgt yg sdh dbuat


h.    Apabila px mdapat obat2an, jelask pd klg ttg obat2 tsb mcakup ;
1)    Prinsip lima benar minun obat
2)   Pentingnya pgunaan obat pd lansia dg dimensia
3)   Akbat bila obat tdk dgunak ssi program
4)   Efek samping obat dan hal2 u mhindari efek samping obat
5)   Cra mdapatk obat atau berobat     

 D. Evaluasi
     1.  Pasien mampu msebutkan hari, tgl, dan tahun skr dg benar
     2. Mampu menyebutkan nama org yg dikenal
     3. Mampu menyebutkan tempat dimana pasin berada saat ini
     4. Mampu mlkk kgt harian ssi jadwal
     5. Mampu mengungkapkan perasaanya stelah mlkk kgt

reaksi hospitalisasi


Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan,
perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.

# Reaksi anak pada hospitalisasi :
1. Masa bayi(0-1 th)
Dampak perpisahan
Pembentukan rasa P.D dan kasih sayang
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2.Masa todler (2-3 th)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak dengan tahapnya.
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis
> Pengingkaran/ denial

- Mulai menerima perpisahan
- Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya

3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan

Perawatan di rumah sakit :
- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas

Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman.
Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga
menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau
bekerja sama dengan perawat.
4.Masa sekolah 6 sampai 12 tahun

Perawatan di rumah sakit memaksakan
meninggalkan lingkungan yang dicintai , klg, klp sosial sehingga menimbulkan
kecemasan

Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dlm klg, kehilangan klp sosial,perasaan takut mati,kelemahan fisik
Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal
5.Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh
kelompok sebayanya
Saat MRS cemas karena perpisahan tersebut
Pembatasan aktifitas kehilangan kontrol
Reaksi yang muncul :
> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
> Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan
respon :
- bertanya-tanya
- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain

# Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi
& Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi:

Kehilangan anak yang dicintainya:
- Prosedur yang menyakitkan
- Informasi buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan yang tidak direncanakan
- Pengalaman perawatan sebelumnya
&Perasaan sedih:
Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain

&Perasaan frustasi:Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif,putus asa,menolak tindakan,menginginkan P.P
&Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS: Marah,cemburu,benci,rasa bersalah

INTEVENSI PERAWATAN DALAM MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI
Fokus intervensi keperawatan adalah
- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit

# Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress
Dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan kontrol
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri

#Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan
3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
- Surat menyurat, bertemu teman sekolah

# Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
- Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
- Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
- Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
- Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan

# Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
> Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri
> Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
> Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
> Tunjukkan sikap empati
> Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka

# Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
> Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar .
> Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
> Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
> Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
> Memberi support kepada anggota keluarga.

# Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
> Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
> Mengorientasikan situasi rumah sakit.
Pada hari pertama lakukan tindakan :
- Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
- Kenalkan pada pasien yang lain.
- Berikan identitas pada anak.
- Jelaskan aturan rumah sakit.
- laksanakan pengkajian .
- Lakukan pemeriksaan fisik.

# Pengertian bermain
> Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari
> Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.

# Bermain merupakan kegiatan
- Menyenangkan / dinikmati
- Fisik.
- Intelektual.
- Emosi.
- Sosial.
- Untuk belajar.
- Perkembangan mental.
- Bermain dan bekerja

# Tujuan bemain di rumah sakit
> Untuk dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama di rawat
> Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui permainan

# Prinsip bermain di rumah sakit
- Tidak membutuhkan banyak energi
- Waktunya singkat.
- Mudah dilakukan
- Aman
- Kelompok umur.
- Tidak bertentangan dengan terapi.
- Melibatkan keluarga.

# Fungsi bermain
- Aktifitas sensori motorik
- Perkembangan kognitif
- Sosialisasi
- Kreatifitas
- Perkembangan moral therapeutik
- Komunikasi.

# Klasifikasi bermain
I. Isi permainan
1. Sosial affective play
- Belajar memberi respon terhadap lingkungan

* Orang tua berbicara/memanjakan —- anak senang,tersenyum,mengeluarkan suara,dll
2.Sense of pleasure play
————Anak memperoleh kesenangan dari suatu obyek disekitarnya
—-Bermain air/pasir
3. Skill play
——–>Anak memperoleh keterampilan tertentu
- Mengendarai sepeda,memindahkan balon,dll
4. Dramatic play/tole play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu
–>Berperan sebagai: Perawat,dokter,ayah,ibu,dll

# Karakteristik Sosial
1.Solitary play
Dilakukan oleh balita ( todler)
Bermain dalam kelompok 1 thn merupakan asyik dengan permainannya sendiri yang berlainan
- Dilakukan oleh balita atau pre school
- Bermain dalam kelompok, permainan sejenis,tak ada interaksi,tak tergantung
- Bermain dalam kelompok,aktivitas sama,tetapi belum terorganisasi dengan
baik
- Belum ada pembagian tugas, bermain sesuai dengan keinginannya
- Bermain dalam kelompok,aktivitas sama,tetapi belum terorganisasi dengan baik
- Belum ada pembagian tugas, bermain sesuai dengan keinginannya
- School age/ adolescant
——>Permainan terorganisasi terencana,ada aturan-aturan tertentu

# Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
1. Tahap perkembangan anak
2. Status kesehatan
3. Jenis kelamin
4. Alat permain