Selasa, 12 April 2011

askep artritis


A. KONSEP TEORI
1. Anatomi dan Fisiologi
a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium. Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
·    Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.
·    Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.
·    Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan )
·    Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).
·    Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.
Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya:
·    Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular )
·    Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
·    Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.
·    Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
·    Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal patella (kap lutut)

b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:
·    Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan panas
·    Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.
·    Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.

c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan  proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.
d. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.
e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum  jaringan penyambung yang mengelilingi tendon  tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.
f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia dalam.
g. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.

h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
·    Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
·    Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)
·    Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)
i. Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua
Ada jangka periode waktu tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua.
Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan prnyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan.
Perubahan fisiologis yang umum adalah:
·    Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada maturasi usia tua.
·    Lebar bahu menurun.
·    Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha
2. Definisi
Arthritis atau radang sendi merupakan istilah dari reumatik artikuler (mengenai sendi), dikenal dalam berbagai bentuk, diantaranya yang paling umum yaitu Arthritis Reumatiod, Osteoarthritis, dan Gout (arthritis pirai). Semua bentuk Arthritis bermula dengan teradangnya jaringan-jaringan halus seperti jaringan ikat, ligamen, dan tendon dekat tulang sendi. Dapat dikatakan pula bahwa Arthritis merupakan keluhan penyakit rematik yang umum pada segala usia, gejala yang sering dirasakan seseorang selama kehidupannya. Arthritis mengakibatkan rasa sakit dan membatasi gerakan penderita.


3. Etiologi
Penyebab dari arthritis tergantung pada bentuk dari arthritis. Penyebab-penyebab termasuk:
a.       luka (menjurus pada osteoarthritis),
b.      kelainan-kelainan metabolisme (seperti gout dan pseudogout),
c.       faktor-faktor keturunan,
d.      infeksi-infeksi,
e.       sebab-sebab yang tidak jelas (seperti rheumatoid arthritis dan systemic lupus erythematosus).

4. Patofisiologi
Pada sendi synovial yang normal, kartilago artikuler membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan. Membrane synovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan ke dalam ruangan antar tulang. Cairan synovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit reumatik. Semua penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang bisa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukkan pannus (proliferasi jaringan synovial).
Inflamasi merupakan akibat dari respons imun. Sebaliknya pada penyakit rematik degenerative dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lebih lanjut.

5. Tanda dan Gejala
o       Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakan
o       Adanya pembengkakan pada salah satu atau beberapa persendian
o       Pada persendian yang sakit akan berwarna kemerah-merahan
o       Demam, dan kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian.

6. Pemeriksaan Diagnostik
·         Artrosentesis: pemeriksaan cairan synovial dengan jarum. Normalnya cairan berwarna jernih, viskus, berwarna kuning seperti jerami dengan volume yang sedikit dan mengandung beberapa sel. Pada inflamasi sendi cairan keruh, warna kuning gelap, bisa seperti susu, mengandung sel inflamasi seperti leukosit, dan komplemen (protein plasma).
·         Pemindaian tulang dan sendi
·         Biopsy otot, arteri, dan kulit
·          Pemeriksaan darah.

7. Pencegahan dan Penatalaksanaan Medik
Arthritis ini tidak bisa dicegah, ataupun diobati secara tuntas, tetapi anda apabila terkena penyakit ini jangan putus asa, ada beberapa cara yg dapat anda lakukan untuk mengurangi gejala dan memperlambat progresivitas penyakit  ini, antara lain:
·         Olahraga: Untuk menjaga kelenturan sendi dan membantu agar otot menjadi lebih kuat.  khususnya daerah lutut, disarankan untuk mnghindari Olahraga yg mnyebabkan adanya penumpuan di daerah lutut (olahraga yg mngandung unsur “lompat melompat”) karena hal ini hanya akan membuat lutut semakin nyeri.
·         Menurunkan berat badan.: Untuk membantu mengurangi tekanan pada sendi.
·         Pemberian obat / suplemen (baik yg diminum, dioles dan disuntik): Biasanya diberikan untuk mengurangi nyeri dan radang pada sendi dan untuk memperbaiki struktur tulang rawan.
·         Operasi: Biasanya dilakukan pada arthritis yg Berat.
·         Fisioterapi.
8. Komplikasi
a.       Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
b.      Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c.       Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d.      Terjadi spenomegali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar