Senin, 04 April 2011

kumbah lambung


F.    Pengertian
1.    Kumbah lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan menggunakan NGT ( Naso Gastric Tube )
2.    Kumbah lambung merupakan metode alternatife yang umum pengosongan lambung,dimana cairan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik atau nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang bagian agen yang mengandung toksik.

G.  Tujuan
1.      Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk sal pencernaan
2.      Mendiagnosa perdarahan lambung
3.      Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy
4.      Membuang cairan atau partikel dari lambung

H.  Indikasi

1.    Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
2.    Persiapan operasi lambung
3.    Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
4.    Tidak ada refleks muntah
5.    Gagal dengan terapi emesis
6.    Pasien dalam keadaan sadar

I.     Kontra Indikasi

1.      Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan pasien dengan keracunan.Kumbah lambung dilakukan ketika pasien menelan subtansi toksik yang dapat mengancam nyawa,dan prosedur dilakukan selama 60 menit setelah tertelan.
2.      Pasien kejang
3.      Kumbah lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum selain mengeluarkan tablet tersebut.
4.      Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko perforasi esophageal).Kumbah lambung tidak dilakukan untuk bahan toksik hidrokarbon (resiko aspirasi),misalnya : camphor,hidrokarbon,halogen,hidrokarbon aromatic,pestisida
5.      Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk pasien yang menelan benda asing yang tajam dan besar
6.      Pasien tanpa gag reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan intubasi sebelum kumbah lambung untuk mencegah inspirasi.

J.     Persiapan alat

1.    Baki berisi NGT lengkap dengan corong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
2.    Ukuran NGT :
a.  no. 14-20 untuk ukuran dewasa
b.  no. 8-16 untuk anak-anak
c.   no.5-7 untuk bayi
3.    2 buah baskom
4.    Perlak dan handuk sebagai pengalas
5.    Stetoskop
6.    Spuit 10 cc
7.    plester
8.    Piala ginjal dan kom penampung
9.    Air hangat 1 sampai 2 liter
10.     Kassa/tissue,
11.     Jelly
12.     Susu hangat

K.  Persiapan pasien

Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan,mengadakan pendekatan kepada anak atau keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.

L.   Langkah-langkah

1.    Mencuci tangan
2.    Perawat memakai skort
3.    Perlak dan alas dipasang disamping pasien
4.    NGT di ukur dari epigastrium sampai pertengahan dahi kemudian diberi tanda
5.    Ujung atas NGT diolesi jelly,bagian ujung bawah diklem
6.    NGT dimasukkan perlahan-lahan melalui hidung pasien sambil disuruh menelannya ( bila pasien sadar )
7.    Periksa apakah NGT betul-betul masuk lambung dengan cara ;
a.    Masukan ujung NGT kedalambaskom yang berisi air,jika tidak ada gelembung Maka NGT sudah masuk kedalam lambung.
b.    Masukan Udara dengan spuit 10cc dan didengarkan pada daerah lambung dengan menggunakan stetoskop.setelah yakin pasang plester pada hidung untuk memfiksasi NGT.
8.    Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal atau kepala lebih rendah selanjutnya klem dibuka.
9.    Corong dipasang diujung bawah NGT,air/susu dituangkan kedalam corong jumlah cairan sesuai kebutuhan.cairan yang masuk tadi dikeluarkan dan ditampung dalam baskom.
10.     Pembilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar dari lambung sudah jernih.
11.     Jika air yang keluar sudah jernih Selang NGT dicabut secara pelan-pelan dan diletakan dalam baki.
12.     Setelah selesai pasien dirapikan,mulut dan sekitarnya dibersihkan dengan tissue jelaskan pada pasien bahwa prosedur yang dilakukan telah selesai.
13.     Alat-alat dikemas dan dibersihkan
14.     Perawat mencuci tangan
15.     Mencatat semua tidakan yang telah dilakukan pada status pasien
 
Lavage Lambung
Lavage lambung adalah metoda alternatif yang umum untuk pengosongan lambung, di mana cairan seperti normal saline dimasukkan ke dalam lambung melalui selang orogastrik atau nasogastrik dengan diameter yang besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang bagian dari agen yang teringesti sebelum diabsorpsi. Selama lavage, isi lambung dapat dikumpulkan untuk mengidentifikasi toksin atau obat. Lavage lambung dianjurkan untuk pasien dengan depresi status mental atau tidak ada refleks muntah, atau bagi mereka yang dengan pemberian SOI telah gagal untuk menghasilkan emesis.
            Untuk mengeluarkan bahan-bahan khusus secara efektif, termasuk seluruh kapsul atau tablet, harus digunakan selang orogastrik yang besar. Ukuran selang orogastrik untuk orang dewasa atau anak remaja adalah 36 sampai 40 FR, sedangkan untuk anak-anak adalah sampai 16 sampai 28 Fr. Selang nasograstrik standard kurang disukai karena ukurannya yang kecil, namun bisa menyebabkan trauma mukosal dan epistaksis.
            Untuk tindakan lavage pasien dibaringkan dalam posisi dekubitus lateral sebelah kiri, dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Prosedur ini memerlukan corong yang dipasang (atau kateter dengan kateter berujung spuit) pada ujung selang orogastrik dan memasukan 150 sampai 200 ml air atau larutan saline (50-100 ml pada anak-anak) ke dalam lambung. Dengan meletakkan corong dan selang lebih rendah di bawah pasien akan memungkinkan cairan untuk mengalir gravitasi. Prosedur ini diulang samapi keluar cairan yang jernih atau sedikitnya menggunakan cairan sebanyak 2 liter. Intubasi nasotrakeal atau endotrakheal akan diperlukan untuk melindungi jalan udara.
            Komplikasi-komplikasi lavage lambung termasuk perforasi esofagus, aspirasi pulmonal, ketidakseimbangan elektrolit, tensi pneumatoraks, dan hipotermia pada anak-anak kecil bila menggunakan larutan lavage yang dingin.
            Lavage menjadi kontraindikasi pada ingestasi kaustik karena adanya risiko terhadap perforasi esofagus, dan pada kejang yang tidak terkontrol karena risiko trauma dan aspirasi.

6 komentar: