Selasa, 12 April 2011

askep GBS


·         Konsep Dasar
  1. Pengertian
-    Merupakan peradangan neuritis demielinasi (disebut juga polineuropati) progresif dan akut yang mengenai sistem saraf perifer
-    Gangguan kelemahan neuromuskular akut yang memburuk secara progresif yang dapat mengarah pada kelumpuhan total tetapi biasanya parolisis sementara

  1. Etiologi
            Penyebab dari Guillain Barre Syndrome belum diketahui.

  1. Patofisiologi
Kerusakan myelin di antara nodus ranvier adalah patofisiologi utama yang ditemukan pada GBS akibatnya impuls dan nodus ranvier satu ke nodus ranvier lain menjadi terganggu. Sehingga penyebaran impuls terhalang (conduction block) pada tahap lanjut dari penyakit ini.
Terdapat 3 tahap pada keadaan akut GBS yaitu :
a.       The initial period (1-3 minggu), dimulai pada onset pertama dari gejala yang nyata dan berakhir ketika tidak terjadi keadaan yang memburuk
b.      The plateu period (beberapa hari sampai 2 minggu)
c.       The recovery period (4-6 bulan) bersamaan dengan remyelinisasi dan regenerasi aksonal
Klien yang mengalami injury pada akson memerlukan rehabilitasi yang intensive mungkin lebih dari 2 tahun penyembuhan tidak terjadi dengan baik maka disebut sebagai GBS kronik.


  1. Manifestasi Klinik
a.       Manifestasi motorik :
-    Kelemahan otot secara ascending (dari distal ke proksimal) flaccid parolysis tanpa atropi otot
-    Penurunan atau tidak adanya reflek tendon dalam
-    Gangguan pernapasan (dyspnea, penurunan suara napas)
b.      Manifestasi sensori :
-    Paresthesis (kesemutan)
-    Nyeri (cramping)
c.       Manifestasi pada syaraf kronialis :
-    Kelemahan otot muka
-    Disphagia
-    Diplopia
d.      Manifestasi pada syaraf otonom :
-    Tekanan darah yang labil
-    Disritmia jantung
-    Takikardia
Pada umumnya GBS tidak mempengaruhi tingkat kesadaran, fungsi serebral dan tanda gangguan pada pupil.

  1. Diagnostik Test
·   Analisis fungsi lumbal menunjukkan peningkatan protein CSS dan jumlah sel darah putih rendah
·   Pemeriksaan elektrofisiologis menunjukkan pelambatan velositas konduksi saraf, menunjukkan demielinasi
·   Darah lengkap : terlihat adanya leukositosis pada fase awal
·   Uji fungsi pulmonal dapat dilakukan jika GBS terduga, sehingga dapat ditetapkan nilai dasar untuk perbandingan sebagai kemajuan penyakit
·   Foto ronsen : dapat memperlihatkan perkembangannya tanda-tanda dari gangguan pernapasan, seperti atelektosis, pneumonia
·   Pemeriksaan fungsi paru dapat menunjukkan adanya penurunan kapasitas vital, volume tidal, dan kemampuan inspirasi

  1. Penatalaksanaan
·   Ventilasi mekanis untuk kegagalan pernapasan
·   Fisiotherapi dada dan penghisapan endotrakeal apabila kemampuan untuk batuk hilang dan sekresi mulai terkumpul di paru-paru
·   Pemasangan selang nasogastrik untuk pemberian makanan, bila pasien tidak dapat menelan
·   Analgesik untuk mengatasi rasa nyeri, selama periode penyembuhan
·   Terapi fisik untuk memulihkan kekuatan otot, dimulai bila px menunjukan tanda-tanda pemulihan
·   Plasmaferesis (pertukaran plasma untuk tujuan terapeutik)
·   Pemberian penyekat-beta untuk mengatasi hipertensi
·   Pemantulan EKG secara terus-menerus
·   Terapi intravena untuk meningkatkan volume cairan dan memperbaiki hipotensi

  1. Komplikasi
-    Gagal pernapasan, melemahnya otot pernapasan membuat pasien beresiko tinggi terhadap hipoventilasi, dan infeksi pernapasan berulang, disfagia juga dapat timbul mengarah pada aspirasi.
-    Penyimpangan pada kardiovaskuler dapat mengakibatkan distritmia jantung atau perubahan drastis yang mengancam kehidupan dalam tanda vital.
-    Plasma faresis infeksi mungkin terjadi pada akses vaskuler, hipofolemia, dapat mengakibatkan hipotensi, takikardia pening dan diaforesis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar