Definisi Traksi :
Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh.
Indikasi :
Pada pasien dengan fraktur dan atau dislokasi.
Tujuan :
mobilisasi tulang belakang servikal
reduksi dislokasi / subluksasi
distraksi interforamina vertebre
mengurangi rasa nyeri
mengurangi deformitas
Jenis-jenis traksi :
traksi lurus / langsung
traksi suspensi seimbang
traksi kulit/skelet
traksi manual
Komplikasi
decubitus
kongesti paru / pneumonia
konstipasi
anoreksia
stasis & ISK
trombosis vena profunda
ASKEP
Pengkajian
status neurology
kulit (decubitus, kerusakan jaringan kulit)
fungsi respirasi (frekuensi, regular/irregular)
fungsi gastrointestinal (konstipasi, dullness)
fungsi perkemihan (retensi urine, ISK)
fungsi cardiovaskuler (HR, TD, perfusi ke daerah traksi, akral dingin)
status nutrisi (anoreksia)
nyeri
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan traksi/ imobilisasi
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penata laksanaan medis
Resiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi
Intervensi :
Dx, 1 :
pengkajian nyeri
Bantu klien melakukan mobilisasi pada ekstremitas yangf tidak ditraksi
Anjurkan klien melakukan teknik distraksi dan relaksasi
Kolaborasi pemberian analgesic
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAKSI
Definisi Traksi :
Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh.
Indikasi :
Pada pasien dengan fraktur dan atau dislokasi.
Tujuan :
mobilisasi tulang belakang servikal
reduksi dislokasi / subluksasi
distraksi interforamina vertebre
mengurangi rasa nyeri
mengurangi deformitas
Jenis-jenis traksi :
traksi lurus / langsung
traksi suspensi seimbang
traksi kulit/skelet
traksi manual
Komplikasi
decubitus
kongesti paru / pneumonia
konstipasi
anoreksia
stasis & ISK
trombosis vena profunda
ASKEP
Pengkajian
status neurology
kulit (decubitus, kerusakan jaringan kulit)
fungsi respirasi (frekuensi, regular/irregular)
fungsi gastrointestinal (konstipasi, dullness)
fungsi perkemihan (retensi urine, ISK)
fungsi cardiovaskuler (HR, TD, perfusi ke daerah traksi, akral dingin)
status nutrisi (anoreksia)
nyeri
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan traksi/ imobilisasi
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penata laksanaan medis
Resiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi
Intervensi :
Dx, 1 :
pengkajian nyeri
Bantu klien melakukan mobilisasi pada ekstremitas yangf tidak ditraksi
Anjurkan klien melakukan teknik distraksi dan relaksasi
Kolaborasi pemberian analgesic
Dx. 2
kaji respon klien terhadap aktifitas
kaji TTV setelah melakukan aktifitas
mengajarkan gerak aktif pasif
monitor tonus otot
Dx. 3
kaji pola defekasi
jelaskan pentingnya diet tinggi serat
ajarkan bowel training
rubah posisi sesering mungkin
dorong intake cairan peroral ± 6-10 gelas perhari.
DISLOKASI
Definisi :
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth)
Kelurnya (bercerainya)kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
Klasifikasi :
Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)
Etiologi :
Tidak diketahui
Faktor predisposisi
akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
Trauma akibat kecelakaan.
Trauma akibat pembedahan ortopedi
Terjadi infeksi disekitar sendi.
Manifestasi Klinis
Nyeri
perubahan kontur sendi
perubahan panjang ekstremitas
kehilangan mobilitas normal
perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
deformitas
kekakuan
Pemeriksaan diagnostic
foto X-ray
untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.
foto roentgen
Penata laksanaan :
Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.
Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Askep :
Pengkajian
identitas dan keluhan utama
riwayat penyakit lalu
riwayat penyakit sekarang
riwayat masa pertumbuhan
pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : nyeri, deformitas, fungsiolesa mis: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.
Intervensi
Dx 1
kaji skala nyeri
berikan posisi relaks pada Px
ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
kolaborasi pemberian analgesic
Dx 2
kaji tingkat mobilisasi Px
berikan latihan ROM
anjurkan penggunaan alat Bantu jika diperlukan
Dx. 3
Bantu Px mengungkapkan rasa cemas atau takutnya
Kaji pengetahuan Px tentangh prosedur yang akan dijalaninya.
Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani Px
Dx 4
kaji konsep diri Px
kembangkan BHSP dengan Px
Bantu Px mengungkapkan masalahnya
Bantu Px mengatasi masalahnya.
kaji respon klien terhadap aktifitas
kaji TTV setelah melakukan aktifitas
mengajarkan gerak aktif pasif
monitor tonus otot
Dx. 3
kaji pola defekasi
jelaskan pentingnya diet tinggi serat
ajarkan bowel training
rubah posisi sesering mungkin
dorong intake cairan peroral ± 6-10 gelas perhari.
DISLOKASI
Definisi :
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth)
Kelurnya (bercerainya)kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
Klasifikasi :
Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)
Etiologi :
Tidak diketahui
Faktor predisposisi
akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
Trauma akibat kecelakaan.
Trauma akibat pembedahan ortopedi
Terjadi infeksi disekitar sendi.
Manifestasi Klinis
Nyeri
perubahan kontur sendi
perubahan panjang ekstremitas
kehilangan mobilitas normal
perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
deformitas
kekakuan
Pemeriksaan diagnostic
foto X-ray
untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.
foto roentgen
Penata laksanaan :
Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.
Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Askep :
Pengkajian
identitas dan keluhan utama
riwayat penyakit lalu
riwayat penyakit sekarang
riwayat masa pertumbuhan
pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : nyeri, deformitas, fungsiolesa mis: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.
Intervensi
Dx 1
kaji skala nyeri
berikan posisi relaks pada Px
ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
kolaborasi pemberian analgesic
Dx 2
kaji tingkat mobilisasi Px
berikan latihan ROM
anjurkan penggunaan alat Bantu jika diperlukan
Dx. 3
Bantu Px mengungkapkan rasa cemas atau takutnya
Kaji pengetahuan Px tentangh prosedur yang akan dijalaninya.
Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani Px
Dx 4
kaji konsep diri Px
kembangkan BHSP dengan Px
Bantu Px mengungkapkan masalahnya
Bantu Px mengatasi masalahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar