Rabu, 27 April 2011

askep klien dengan traksi


Definisi Traksi :

Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh.

Indikasi :

Pada pasien dengan fraktur dan atau dislokasi.

Tujuan :

mobilisasi tulang belakang servikal

reduksi dislokasi / subluksasi

distraksi interforamina vertebre

mengurangi rasa nyeri

mengurangi deformitas

Jenis-jenis traksi :

traksi lurus / langsung

traksi suspensi seimbang

traksi kulit/skelet

traksi manual

Komplikasi

decubitus

kongesti paru / pneumonia

konstipasi

anoreksia

stasis & ISK

trombosis vena profunda

ASKEP

Pengkajian

status neurology

kulit (decubitus, kerusakan jaringan kulit)

fungsi respirasi (frekuensi, regular/irregular)

fungsi gastrointestinal (konstipasi, dullness)

fungsi perkemihan (retensi urine, ISK)

fungsi cardiovaskuler (HR, TD, perfusi ke daerah traksi, akral dingin)

status nutrisi (anoreksia)

nyeri

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan traksi/ imobilisasi

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penata laksanaan medis

Resiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi

Intervensi :

Dx, 1 :

pengkajian nyeri

Bantu klien melakukan mobilisasi pada ekstremitas yangf tidak ditraksi

Anjurkan klien melakukan teknik distraksi dan relaksasi

Kolaborasi pemberian analgesic


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAKSI

Definisi Traksi :

Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh.

Indikasi :

Pada pasien dengan fraktur dan atau dislokasi.

Tujuan :

mobilisasi tulang belakang servikal

reduksi dislokasi / subluksasi

distraksi interforamina vertebre

mengurangi rasa nyeri

mengurangi deformitas

Jenis-jenis traksi :

traksi lurus / langsung

traksi suspensi seimbang

traksi kulit/skelet

traksi manual

Komplikasi

decubitus

kongesti paru / pneumonia

konstipasi

anoreksia

stasis & ISK

trombosis vena profunda

ASKEP

Pengkajian

status neurology

kulit (decubitus, kerusakan jaringan kulit)

fungsi respirasi (frekuensi, regular/irregular)

fungsi gastrointestinal (konstipasi, dullness)

fungsi perkemihan (retensi urine, ISK)

fungsi cardiovaskuler (HR, TD, perfusi ke daerah traksi, akral dingin)

status nutrisi (anoreksia)

nyeri

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan traksi/ imobilisasi

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penata laksanaan medis

Resiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi

Intervensi :

Dx, 1 :

pengkajian nyeri

Bantu klien melakukan mobilisasi pada ekstremitas yangf tidak ditraksi

Anjurkan klien melakukan teknik distraksi dan relaksasi

Kolaborasi pemberian analgesic

Dx. 2

kaji respon klien terhadap aktifitas

kaji TTV setelah melakukan aktifitas

mengajarkan gerak aktif pasif

monitor tonus otot

Dx. 3

kaji pola defekasi

jelaskan pentingnya diet tinggi serat

ajarkan bowel training

rubah posisi sesering mungkin

dorong intake cairan peroral ± 6-10 gelas perhari.


DISLOKASI

Definisi :

Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth)

Kelurnya (bercerainya)kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)

Klasifikasi :

Dislokasi congenital

Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.

Dislokasi patologik

Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.

Dislokasi traumatic

Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)


Etiologi :

Tidak diketahui

Faktor predisposisi

akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.

Trauma akibat kecelakaan.

Trauma akibat pembedahan ortopedi

Terjadi infeksi disekitar sendi.


Manifestasi Klinis

Nyeri

perubahan kontur sendi

perubahan panjang ekstremitas

kehilangan mobilitas normal

perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

deformitas

kekakuan

Pemeriksaan diagnostic

foto X-ray

untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.

foto roentgen

Penata laksanaan :

Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.

Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.

Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.

beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi

memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.

Askep :

Pengkajian

identitas dan keluhan utama

riwayat penyakit lalu

riwayat penyakit sekarang

riwayat masa pertumbuhan

pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : nyeri, deformitas, fungsiolesa mis: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.

Diagnosa Keperawatan

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.

Intervensi

Dx 1

kaji skala nyeri

berikan posisi relaks pada Px

ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

kolaborasi pemberian analgesic

Dx 2

kaji tingkat mobilisasi Px

berikan latihan ROM

anjurkan penggunaan alat Bantu jika diperlukan

Dx. 3

Bantu Px mengungkapkan rasa cemas atau takutnya

Kaji pengetahuan Px tentangh prosedur yang akan dijalaninya.

Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani Px

Dx 4

kaji konsep diri Px

kembangkan BHSP dengan Px

Bantu Px mengungkapkan masalahnya

Bantu Px mengatasi masalahnya.



kaji respon klien terhadap aktifitas

kaji TTV setelah melakukan aktifitas

mengajarkan gerak aktif pasif

monitor tonus otot

Dx. 3

kaji pola defekasi

jelaskan pentingnya diet tinggi serat

ajarkan bowel training

rubah posisi sesering mungkin

dorong intake cairan peroral ± 6-10 gelas perhari.


DISLOKASI

Definisi :

Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth)

Kelurnya (bercerainya)kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)

Klasifikasi :

Dislokasi congenital

Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.

Dislokasi patologik

Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.

Dislokasi traumatic

Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)


Etiologi :

Tidak diketahui

Faktor predisposisi

akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.

Trauma akibat kecelakaan.

Trauma akibat pembedahan ortopedi

Terjadi infeksi disekitar sendi.



Manifestasi Klinis

Nyeri

perubahan kontur sendi

perubahan panjang ekstremitas

kehilangan mobilitas normal

perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

deformitas

kekakuan

Pemeriksaan diagnostic

foto X-ray

untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.

foto roentgen

Penata laksanaan :

Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.

Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.

Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.

beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi

memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.

Askep :

Pengkajian

identitas dan keluhan utama

riwayat penyakit lalu

riwayat penyakit sekarang

riwayat masa pertumbuhan
pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : nyeri, deformitas, fungsiolesa mis: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.

Diagnosa Keperawatan

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.

Intervensi

Dx 1

kaji skala nyeri

berikan posisi relaks pada Px

ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

kolaborasi pemberian analgesic

Dx 2

kaji tingkat mobilisasi Px

berikan latihan ROM

anjurkan penggunaan alat Bantu jika diperlukan

Dx. 3

Bantu Px mengungkapkan rasa cemas atau takutnya

Kaji pengetahuan Px tentangh prosedur yang akan dijalaninya.

Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani Px

Dx 4

kaji konsep diri Px

kembangkan BHSP dengan Px

Bantu Px mengungkapkan masalahnya

Bantu Px mengatasi masalahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar